Rabu, 21 Maret 2012

PEMBUKA SUKSESNYA AMAL SHALEH - Beramal sholeh itu penting. Tetapi yang jauh lebih penting lagi adalah beriman yang benar sebelum beramal. Sebab bila iman sudah benar, maka sekecil dan sesedikit apapun amal seseorang, niscaya ia akan memperoleh balasan yang baik dan berlipat dari Allah سبحانه و تعالى di akhirat kelak. Namun sebaliknya, sebanyak apapun amal seseorang jika tidak dilandasi oleh iman yang benar, niscaya ia akan merugi di akhirat kelak. Sebab Allah سبحانه و تعالى tidak akan memberikan penilaian apapun atas amal yang tidak berlandaskan iman yang benar tadi.

Hidup di era penuh fitnah seperti saat ini banyak sekali ditemukan ancaman terhadap eksistensi iman yang benar. Tawaran untuk mengingkari Allah سبحانه و تعالى sangat banyak dan menggiurkan. Tawaran untuk berkompromi bahkan bekerjasama dengan thaghut sungguh sangat ramai dan menjanjikan keuntungan duniawi. Keadaan dunia dewasa ini sangat tepat digambarkan oleh hadits Nabi صلى الله عليه و سلم berikut ini:

Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda: "Segeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di sore harinya. Di sore hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di pagi harinya. Dia menjual agamanya dengan barang kenikmatan dunia." (HR Muslim - 169) Shahih

Di dalam kitabnya berjudul Dhawabith At-Takfir ‘inda Ahlis-Sunnah wa Al-Jama’ah, Mas’ud bin Faisol menguraikan sembilan Pembatal Keimanan yang disepakati oleh para ulama:

1) Sombong dan menolak beribadah kepada Allah subhaanahu wa ta’ala,
walaupun membenarkan dan mengakui kebenaran Islam
2) Syirik dalam beribadah kepada Allah subhaanahu wa ta’ala
3) Membuat perantara dalam beribadah kepada Allah subhaanahu wa ta’ala dan
meminta pertolongan kepada selain Allah subhaanahu wa ta’ala
4) Mendustakan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam atau membenci sesuatu
yang beliau bawa walaupun ia melakukannya
5) Tidak mengkafirkan orang-orang musyrik atau ragu terhadap kekafiran mereka
atau membenarkan mazhab (faham/keyakinan) mereka
6) Memperolok-olok Allah subhaanahu wa ta’ala, Al-Qur’an, Al-Islam, pahala dan
siksa, dan yang sejenisnya, atau mengolok-olok Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa
sallam atau salah seorang Nabi ‘alaihimus-salam, baik ketika bergurau ataupun
sungguhan
7) Membantu orang musyrik atau menolong mereka untuk memusuhi orang Islam
8) Meyakini bahwa ada sebagian orang yang boleh keluar dari ajaran Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak wajib mengikuti ajaran beliau
9) Meyakini ada petunjuk yang lebih sempurna daripada petunjuk Nabi shollallahu
‘alaihi wa sallam atau meyakini ada hukum yang lebih baik daripada hukum
beliau yang berlandaskan syariat Allah subhaanahu wa ta’ala

Dewasa ini, tidak sedikit kaum muslimin yang ber-islam menurut kemauannya sendiri atau kemauan orang lain. Sehingga ia membuat kriteria sendiri siapa yang disebut muslim. Dan karena kriteria itu adalah buatannya sendiri, maka cenderung disesuaikan dengan keinginan pribadi. Misalnya, dia menganggap dirinya muslim bila sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, tanpa memandang perlu memahami konsekuensinya.

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ

“Di antara manusia ada yang mengatakan, ‘Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian’, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah [2] : 8-9)

فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa [4] : 65)

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالاالَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ

فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

“Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS Al-Kahfi 103-104)

Kita semua berlindung kepada Allah dari perbuatan dosa, baik yang menyebabkan diri kita dipandang “sekadar” bermaksiat kepada Allah, apalagi yang sampai menyebabkan diri kita tidak lagi dipandang Allah masih merupakan seorang beriman. Na’udzubillahi min dzaalika.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا لَا يَرْتَدُّ

“Ya Allah, aku meminta kepadamu keimanan yang tidak akan murtad.” (AHMAD - 4112)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar